Minggu lalu saya baca di internet bahwa Research Institute for Sustainable Energy (RISE) akan mengadakan pelatihan menarik berjudul “Designing & Installing PV System (grid-connected)” alias “Perancangan dan Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersambung jaringan distribusi.” RISE adalah lembaga riset energi terbarukan milik Universitas Murdoch, Australia. RISE juga satu-satunya laboratorium di Australia Barat yang memiliki kualifikasi dan hak mengeluarkan sertifikat bagi peralatan sistem pembangkit energi terbarukan. Sekedar info, di Australia semua perlatan energi terbarukan baru boleh dipasang setelah mengantongi sertifikat. RISE berhak mengeluarkan sertifikat tersebut karena memiliki laboratorium uji yang lengkap dan para ahli yang cukup. Selain itu, RISE juga terlibat dalam penyusunan setiap Standar Nasional Australia untuk sistem energi terbarukan.
Agak terlambat saya lihat berita tentang pelatihan. Cuma ada waktu persiapan empat hari. Mengapa perlu persiapan? Karena biayanya cukup mahal, yaitu $660, setara dengan sekitar 5 juta rupiah. Saya sempat berpikir apakah saya butuh pelatihan ini atau tidak, karena kuliah saya juga di bidang ini. Jangan-jangan nanti cuma pengulangan saja. Untuk mendapatkan jawaban saya hubungi salah satu dosen di jurusan saya. Beliau menjawab bahwa materi pelatihan tersebut sama dengan yang diajarkan di kuliah lain, tapi ada sedikit penekanan pada metode instalasi PLTS. Beliau juga menyarankan saya minta diskon karena saya mahasiswa di Universitas yang sama.
Saya kirim email ke panitia pelatihan mengatakan saya adalah mahasiswa di universitas tersebut dan minta diskon. Hasilnya, saya diberi diskon 50%. Saya cukup terkesan juga karena panitia pelatihan langsung saja memberi diskon tidak minta bukti apapun, misalnya kartu mahasiswa, surat keterangan kuliah di universitas tersebut, bukti pembayaran SPP terakhir, rekomendasi pembimbing akademik, dsb. Tentu mereka tidak perlu semua itu, karena semua data mahasiswa sudah tertata rapi sehingga bisa diakses ke Student Central.
Pelatihan dua dua hari tersebut saya ikuti dengan senang. Walaupun belum bayar, panitia tidak melarang saya ikut, bahkan tidak pernah menanyakan tentang pembayaran saya. Hingga pelatihan usai dan saya menerima sertifikat panitia belum bertanya juga. Akhirnya saya tidak enak sendiri, lalu mengirim email bahwa biaya pelatihan akan saya bayar besok hehehe.
Banyak manfaat yang saya dapatkan dari pelatihan ini. Walaupun terbukti bahwa materi pelatihan sudah saya dapatkan dalam kuliah, tapi saya senang mendapat teman-teman baru. Dari sekitar 25 orang peserta, cuma ada 4 orang mahasiswa, sisanya adalah orang-orang industri. Beberapa adalah insinyur di perusahaan multinasional.
Pelatihan berlangsung dua hari full time, dari jam 9 pagi hingga 4.30 sore. Materi utamanya: (1) perancangan PLTS tersambung jaringan, (2) instalasi PLTS tersambung jaringan. Kedua topik tersebut mengikuti Standar Nasional Australia AS4777, AS5033 dan AS3000. Sebagian besar isi ketiga standar tersebut mengacu pada standar-standar IEC (International Electrotechnical Commission).
Sepanjang yang saya amati, hubungan universitas dan industri terjalin baik di Australia. Jika pihak industri ingin mempelajari hal-hal baru atau mengalami masalah, mereka akan datang ke universitas mencari jawaban. Sebaliknya, pihak universitas menjadi makin pakar karena selalu berahadapan dengan kasus-kasus baru. Di kampung saya agak beda. Di kampung saya supremasi ilmu sering dipegang orang industri. Orang industri sering bilang “orang kampus hanya tau teori, sedangkan orang industri tahu teori dan praktek.” Sebaliknya, orang kampus pun begitu, mengakui bahwa ilmu yang dimilikinya selalu tertinggal dibanding perkembangan di industri. Saya tidak bermaksud mengkapling-kapling kepemilikan ilmu, hanya ingin mengatakan bahwa orang industri sudah tampil oke, tapi orang universitas mesti lebih maju lagi. Juga tidak bermaksud mengatakan bahwa tidak ada orang universitas yang punya kualifikasi tinggi. Ada, banyak malah. Tapi sebagian besar memang perlu mengembangkan diri, terutama saya sendiri.
Jadi hubungan universitas dan industri perlu dirubah. Bagaimana caranya: (1) Pihak universitas mesti mampu mengejar gap antara teori di kelas dengan praktek di lapangan, sehingga yang diajarkan dan dikerjakan di universitas adalah pengetahuan terkini yang dipakai di lapangan, (2) Pihak industri perlu mulai mempercayakan masalah-masalahnya pada universitas. Daripada membuat laboratorium sendiri, dari pada pusing memikirkan masalah-masalah operasional atau pengembangan, sebaiknya industri menyerahkan urusan tersebut pada universitas. Hal ini akan membangun hubungan saling membutuhkan dan menguntungkan di antara kedua belah pihak.
Berikut adalah beberapa foto yang sempat saya ambil saat pelatihan. Walaupun sudah sering melakukan praktikum di laboratorium ini, baru kali ini saya punya kesempatan foto-foto. Jika anda berminat melanjutkan studi S3 di bidang energi terbarukan, mungkin foto-foto berikut bisa memberi anda sedikit gambaran apakah RISE akan menjadi kantor anda selama 4 tahun ke depan?
Sistem PLTS di atap gedung ini menyediakan sebagian besar kebutuhan listrik gedung di bawahnya.
Semua kebutuhan listrik gedung ini dihasilkan PLTS di atas atapnya
Teman kursus saya adalah para insinyur senior di berbagai perusahaan di Australia, sebagian sudah tua.
Multicystalline PV array dan turbin angin 30 kW di belakang
Saya di depan salah satu PV array
Sistem ini dilengkapi solar tracker
Fasilitas riset pemanas air tenaga surya
Fasilitas riset baru ‘solar colector’ dalam persiapan instalasi. Dengan fasilitas ini sinar matahari dipantulkan ke tabung-tabung yang di dalamnya terdapat air. Air di tabung menjadi panas lalu dikumpulkan pada tangki. Uap air panas ini digunakan untuk memutar turbin untuk menghasilkan listrik.
Modul-modul surya in dipasang di sini oleh sebuah industri solar panel di Jepang untuk diuji.
Me again…. sorry!!
Dua buah Pyranometer (alau ukur energi sinar matahari) dan Anemometer (alar ukur kecepatan angin)
Modul surya dan kincir angin berbaris rapi
Anemometer dan sensor arah angin
Salah satu sudut fasilitas outdoor di RISE.
Penampakan lain fasilitas riset di RISE
Fasilitas penyulingan air menggunakan tenaga surya
Ini adalah kantor RISE, kebutuhan listriknya didapat dari PLTS dia tas atap gedung dan kincir angin.
Jika anda ingin melihat fasilitas lain di RISE (misalnya fasilitas indoor), silahkan lihat pada tulisan saya yang lain di SINI. Namun masih cukup banyak fasilitas yang luput saya foto, antara lain fasilitas riset fuel cell di RISE. Informasi lebih lengkap ada di SINI.