Jurnal gratis di arXiv.org (Free journal articles on arXiv.org)

25 04 2008

Pada suatu ketika di tahun 1991, seorang peneliti bernama Paul Ginspark menyampaikan ide kepada direktur Los Alamos National Laboratory, tempat dia bekerja. Masih ingat Manhattan Project yang melahirkan bom atom yang kemudian dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki? Ya, Manhattan Project dikerjakan di Los Alamos Nt’l Lab.

Apa kata Mr Ginspar pada bosnya? Begini pak, bagaimana kalau kita bikin sebuah website untuk mewadahi artikel-artikel pre-print yang ditulis para peneliti di lab kita, bahkan di seluruh Amerika, bahkan di seluruh dunia. Artikel-artikel pra-cetak ini tentu tidak perlu melewati proses review untuk bisa dipublish di website kita itu, namanaya aja pre-print. Di dalam website itu nanti akan kita buat kelompok-kelompok keilmuan, seperti Matematikan, Fisika, Komputer, Biologi, dsb.

Apa yang dimaksud Pre-print? Secara ringkas, artikel pre-print adalah artikel yang sudah selesai ditulis tapi dalam tahap menunggu approve oleh review. Maklum, proses review memakan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk jurnal sekelas Nature atau Science. Mempublish artikel Pre-print tidak berarti menggugurkan statusnya di jurnal asli di mana artikel itu sedang di review, karena di jurnal pre-print disebutkan bahwa artikel itu sedang disubmit di jurnal tertentu. Atuk Wiki menjelaskannya secara panjang lebar di http://en.wikipedia .org/wiki/ Preprint

Jawaban sang Direktur kira-kira begini: Wah ide anda cemerlang sekali. Bayangkan, berapa orang di dunia ini yang ingin idenya didengar orang lain segera? Lewat website kita, hasrat mereka tertampung. Selain itu, website kita bisa menjadi sarana bagi para peneliti pemula yang sedang belajar menulis artikel ilmiah.

Tahun itu juga ide Ginspark terwujud. Dengan dana dari kantornya, lahirlah apa yang diberinya nama LANL Preprint Archieve menggunakan alamat website xxx.lanl.gov.

Delapan tahun kemudian, xxx.lanl.gov telah berkembang pesat. Walaupun hanya berisi artikel-artikel ilmiah yang ‘belum tentu lolos seleksi’ jika dikirim ke jurnal konvensional, sebagian besar artikel di xxx.lanl.gov lama kelamaan memiliki kualitas bagus dan dipertimbangkan di kalangan ilmiah dunia. Atas prestasi ini, Cornell University jadi ngiler dan menyatakan keinginan mengelola xxx.lanl.gov. Cornell lalu menggaet National Science Foundation yang terkenal kaya. Dengan dana patungan, mereka sukses mengambil alih xxx.lanl.gov.

Cornell lalu mengganti alamat website xxx.lanl.gov menjadi arXiv.org.Di bawah Cornell arXiv.org makin berkembang pesat. Maret 2008 mereka punya koleksi artikel sebanyak 469 ribu dan setiap bulan bertambah sekitar 4 ribu artikel mencakup bidang-bidang astronomi, mathematika, fisika, ilmu komputer, nonlinear science, quantitative biology dan, statistics. Selain itu, arXiv.org kini memiliki banyak mirros (http://arxiv. org/servers. html) di seluruh dunia. Luar biasa.

Halaman depan arXiv.org (Source: http://arxiv.org/)


Atas inisiatif cemerlangnya, pada 2002 Ginspark mendapat award McAthur Fellowship yang bergengsi.

Apakah arXiv.org benar-benar bebas review? Tidak juga. Sejak dimiliki Cornell, mereka menerapkan metode penyaringan. Tapi bukan review, cuma semacam endorsement. Tujuannya untuk menjamin bahwa artikel yang masuk memang sesuai dengan tema-tema arXiv.org dan sesuai dengan perkembangan ilmu saat itu. Tentang content, tidak berpengaruh.

Walaupun tidak ada review, kualitas makin lama makin bagus, sebab penulis yang memposting artikel di sana tidak sembarangan posting. Mereka sadar bahwa jurnal mereka akan dibawa di seluruh dunia. Jadi, mereka mencoba mengontrol kualitas artikel mereka demi menjaga reputasi sebagai ilmuwan.

Sumber cerita: Wikipedia


Actions

Information

2 responses

28 04 2008
darmadi ahmad

ang memang mantap pi…….
acik imur juge mantap……
zia lobih mantap lei…..

4 02 2010
Broadiagode

http://vkatalogah.ru/ – прогон по белым каталогам

Leave a reply to darmadi ahmad Cancel reply